One Day Seminar On Nuclear Forensics “Introduction to cybersecurity risk in nuclear facility”

Kegiatan Nuklir Forensik merupakan salah satu tugas Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBBN) berdasarkan Perka BATAN Nomor 21 tahun 2014 tentang Rincian Tugas Unit Kerja Di Badan Tenaga Nuklir Nasional. Peningkatan kemampuan SDM PTBBN dalam bidang nuklir forensik perlu diperhatikan guna meningkatkan kinerja dan kualitas output dari kegiatan nuklir forensik. Saat ini perkembangan informasi dalam dunia digital memunculkan ke khawatiran akan adanya ancaman yang dapat mengganggu aktivitas, pencurian informasi hingga terjadinya sabotase.  Untuk lebih mengenalkan dan mempersiapkan personil nuklir forensik mengenai keamanan siber dan melakukan proteksi diri sehingga mengurangi resiko ancaman yang akan muncul. Tema yang diangkat dalam seminar sehari kali ini adalah mengenai keamanan siber dalam fasilitas nuklir.  Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan SDM PTBBN mengenai keamanan siber. Sasaran dari kegiatan ini adalah anggota tim Nuklir Forensik PTBBN tahun 2019. Bertempat di Ruang Rapat Lantai II Gedung 20 Instalasi Radiometalurgi-PTBBN pada tanggal 26 Maret 2019 PTBBN mengadakan seminar sehari tentang nuklir forensik. Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang pegawai PTBBN dengan narasumber dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan dari PPIKSN.

Dalam laporannya sebagai Ketua Tim Forensik PTBBN, Dr. Jan Setiawan, M.Si mengatakan untuk tahun 2019 Seminar Forensik akan secara rutin diadakan setiap tahunnya pada bulan Maret. Untuk tahun ini mengangkat tema tentang siber security termotivasi dari tahun 2018 di PTBBN yang berhubungan dengan perilaku. Beliau juga mengharapkan materi seminar dapat  meningkatkan wawasan pegawai dalam bidang security.

Dalam sambutannya Kepala PTBBN  yang diwakili oleh Kepala Bidang Uji Radiometalurgi mengatakan bahwa  untuk nuklir forensik kita masih banyak yang belum memahaminya, di seminar ini diharapkan peserta untuk aktif menggali ilmu dengan narasumber sehingga bisa menambah wawasan dan meningkatkan SDM tentang siber security.

Paparan yang disampaikan oleh Meyli Mahabas, SE, MT dari BSSN yang mengangkat tema berjudul “Strategi Keamanan Siber Menghadapi Revolusi Industri 4.0”. Beliau menjelaskan tentang revolusi yang terjadi di dunia ini. Revolusi yang terakhir adalah forpoint O berdasarkan siber tipikel system. Disini telah mengenal siber. Pada masa ini sudah banyak penggunaan internel didunia kehidupan.  

Dimasa era industry 4.0 ada 6 prinsip dasar, yaitu :

1. Interoperability ,

2. Virtualization,

3.Decentralization,

4. Real-Time Capability,

5. Service Orientation, dan

6. Modularity.

Sebuah cyber-physical system(CPSadalah sebuah system yang mengkolaborasikan elemen komputasional untuk mengendalikan sistemfisik.CPS merupakan system fisik (hardware, proses) dimana pengoperasiannya di monitor, dikordinasikan, dikontrol dan di integrasikan menggunakan system siber(komputasi, software, computer, dll), hal ini meningkatkan kapabilitas dari system fisik tersebut.

Paparan Yang disampaikan oleh Drs. Budi Prasetyo, Mt dari PPIKSN dengan judul “ Keamanan Komputer pada Fasilitas Nuklir”. Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi dari para peserta dan narasumber.